Jaja Jajuli – Sisingaan Sadulur Grup
Bentuk kesenian Seni Gotong Sisingaan ini sebenernya banyak ditemukan diberbagai daerah tanah Jawa. Akan tetapi jenis Seni Gotong Sisingaan ini spesifik banyak terdapat daerah Subang dan sekitarnya, termasuk daerah Lembang, tempat dimana saya bertemu dengan seorang senimanyang bernama Pa Jaja Jajuli ini.
Beliau telah lama mendalami seni Ibing Gotong Sisingaan ini termasuk secara khusus mendalami instrument perkusi tradisional yang bernama kendang. Beliau Secara khusus belajar bahkan melakukan prosesi buhun guna menyatukan karakter dirinya dengan kendang yang dimainkannya sehingga ada spirit khusus ketika beliau memaikan kendang tersebut,tidak sekedar bisa memainkannya, sungguh suatu totalitas yang didasari oleh kearifan lokal.
Ada hal yang cukup menarik ketika saya berbincang dengan beliau dan Sukma putra dari Bapak Jaja Jajuli. Kesenian ini lahir diakhir atau setelah masa penjajahan sebagai simbol dimana ketika itu bangsa kita dijajah oleh orang-orang yang galaknya seperti singa, sehingga gambarannya adalah biarlah kami para tetua dijaman ini bersusah payah menanggung beban para singa ini, tapi kelak pada akhirnya nanti anak-cucu kami yang akan merasakan kebahagiaan dan kemerdekaan atas jerih payah kami sekarang.
Kesenian ini juga dijadikan media penggalangan masa terselubung pada jaman penjajahan dulu. Dimana disaat arak-arakan berkeliling kampung akan menarik warga, terutama dengan gerakan-gerakan bertepuk tangan dan melambai, seakan memanggil para warga untuk ikut arak-arakan tersebut yang pada akhirnya bisa berakhir dengan rembugan untuk rencana melawan para
penjajah.
Seperti kesenian buhun lainnya, kesenian ini pun kental dengan prosesi sakral buhun, sebuah kearifan lokal dimana terkandung nilai-nilai luhur, penghormatan, pandangan hidup, pegangan hidup yang tersirat pada gerakan atau ibingan pada seni Gotong Sisingaan ini. Sungguh kesenian yang luar biasa dimata saya, karena dibutuhkan kesiapan lahir bathin dalam mepelajari dan melakukannya, sangat-sangat melelahkan harus berjalan mengelilingi area perkampungan, tanjakan dan turunan mereka jajal sambil menari dan menggotong sisingaan dan alat-alat musik termasuk sound system, dengan wajah yang tetap ceria. Hebat, saya saja yang hanya membawa kamera dan tas ransel cukup kepayahan mengikuti mereka, Salut.